viralnasional.com -Aceh- Terlihat Ishak alias Kureng bersyukur selamat dari banjir besar yang melanda kampungnya di Kabupaten Aceh Tamiang. Air bah bak gelombang tsunami dalam sekejap menghancurkan permukimannya di Desa Menang Gini, Kecamatan Karang Baru sejak Rabu (26/11/2025).Air bercampur lumpur dan potongan kayu hutan itu mengalir deras menerjang apa saja. Rumah, tempat ibadah, perkantoran, perkebunan, dan berbagai fasilitas lainnya tumpas dalam gelombang setinggi lebih 3 meter. Genangan banjir bertahan berhari-hari, bersama gelondongan kayu, dan mengisolasi perkampungan. "Banjir hari Rabu mulai naik, malam Kamis (27/11/2025) sudah 2 meter lebih. Hari Kamis bertambah lagi sampai malam Jumat kira-kira 3,5 meter," kata Ishak, Rabu (3/12/2025) malam. Perkampungan Ishak terisolasi. Warga terkurung kelaparan. Tak ada makanan. Listrik padam total, jaringan telekomunikasi juga lumpuh. Setelah air mulai sedikit surut, Sabtu (29/11/2025), Ishak dan beberapa warga lainnya mencoba keluar cari makan. Namun, kondisi perkampungan lain juga tak jauh beda. Satu Kabupaten Aceh Tamiang terisolasi berhari-hari setelah banjir horor tersebut. Pemerintahnya lumpuh total. Tak ada bantuan datang karena akses jalan putus di sana-sini."Kami terjebak sekitar 4 hari 4 malam," ujarnya.Ishak mengungsi ke kantor Komite Peralihan Aceh (KPA) bersama sekitar 50 warga lainnya. Banyak warga dari desa sekitar juga ikut menyelamatkan diri ke lokasi tersebut."Arus banjir kencang sekali, rumah hancur semua. Yang paling dibutuhkan sekarang makanan, air bersih, dan obat-obatan untuk bayi. Banyak anak sudah demam," tutur Ishak.Ishak menuturkan ketika banjir tiba, dia tidak berpikir panjang. Ishak hanya berupaya menyelamatkan keluarga. Seluruh harta bendanya, termasuk rumah, sudah direlakan diseret air. "Yang tersisa hanya baju di badan," tukasnya.Wahyu Putra Pratama, warga Kampung Dalam, Karang Baru, mengungkapkan kisah serupa. Wahyu dan keluarga mengungsi ke kantor KPA dekat rumahnya setelah banjir."Air naik cepat sekali, setinggi kabel listrik, sekitar 3 meter. Rumah sudah hancur semua," tutur Wahyu.Menurutnya, banjir menelan banyak korban, termasuk harta benda masyarakat. Dia dan warga lain tidak memiliki stok logistik lagi dan harus menahan lapar berhari-hari di pengungsian.Wahyu mengatakan warga bertahan hidup dengan memakan apa pun yang ditemukan."Kami cari kelapa, pisang, apa saja. Berenang sambil ikat pinggang supaya tidak hanyut. Air naik hanya dalam satu setengah jam langsung tiga meter," ujarnya. "Kami terjebak 5 hari, 5 malam. Hari keenam pagi air baru surut," sambungnya.Wahyu mengatakan ratusan rumah di sekitar kampungnya rusak parah, dan hanya tersisa fondasi setelah diterjang banjir. "Dari 100%, hanya 20 persen yang tersisa," katanya.Wahyu memperkirakan ada 250 korban meninggal akibat banjir yang menurutnya terparah sepanjang sejarah. "Korban jiwa sekitar 250 orang, termasuk sekitar 150 yang belum ditemukan. Ini tsunami, cuma bedanya air sungai. Baru kali ini kami merasakan bencana sebesar ini," pungkasnya.Aceh Tamiang salah satu kabupaten paling parah dilanda banjir bandang pada akhir November 2025. Total ada 18 kabupaten dan kota di Aceh yang dihantam bencana pada waktu bersamaan. Namun, saat daerah lain sudah mulai ditembus, Aceh Tamiang tetap terisolasi.Jalan dari Aceh Tamiang sampai perbatasan Sumatera Utara baru bisa dibuka pada Rabu (3/12/2025), setelah 7 hari tertutup. Sekarang memang sudah bisa dilintasi kendaraan besar, sehingga bantuan mulai masuk. TNI juga melakukan droping bantuan melalui udara dan laut ke Aceh Tamiang karena akses darat terbatas.Suasana di Aceh Tamiang saat malam sangat mencekam karena listrik dan jaringan internet mati total. Orang-orang yang selamat dari banjir mengungsi di berbagai tempat, bahkan tiduran di pinggir jalan dengan tubuh berlumpur dan pakaian seadanya yang dipakai berhari-hari dan harus menahan dinginnya angin malam tanpa selimut.Jerit tangis penderitaan dan suara minta tolong untuk mendapatkan suplai makanan pengganjal lapar terus terdengar di antara kumpulan orang. Mereka hanya bisa berharap mukjizat dan keajaiban.Mualem Terobos Aceh TamiangGubernur Aceh Muzakir Manaf atau Mualem menerobos wilayah Aceh Tamiang untuk menyalurkan bantuan pada Rabu (3/12/2025) malam. Berangkat dari Kota Lhokseumawe, rombongan tiba di Aceh Tamiang sekitar pukul 23.00 WIB. Dalam gelapnya malam dan kondisi listrik yang belum pulih, Mualem membagikan bantuan hingga pukul 03.15 WIB.Saat memasuki kawasan Aceh Tamiang, suasana berubah mencekam. Lampu-lampu padam, jalan masih dipenuhi sisa lumpur, sementara puluhan kendaraan yang rusak akibat banjir tampak tergeletak di bahu jalan. Rombongan terus bergerak hingga ke pusat Kota Kuala Simpang untuk memantau kondisi warga.Di Kampung Dalam, Kecamatan Karang Baru, Mualem menyaksikan isi permukiman yang hancur. Rumah-rumah rusak, dan hanya tersisa fondasi.Di sana, Mualem menyalurkan bantuan 30 ton sembako yang disumbangkan warga Medan, Sumatra Utara. Paket bantuan berisi air minum, beras, mi instan, biskuit, telur, dan sejumlah obat-obatan.Saat kembali ke arah Kota Langsa, Mualem juga menyebar bantuan kepada para pengungsi yang membuka posko di pinggir jalan Banda Aceh-Medan.Mualem menyampaikan rasa duka dan empati kepada para korban. "Kita sedih dan pilu melihat kondisi ini. Kita harap rakyat Aceh tabah menghadapi cobaan banjir dan longsor," kata Mualem.Mualem bersyukur karena sudah mulai bisa memasok kebutuhan sembako untuk korban banjir di Aceh Tamiang, tetapi dia mengakui itu belum cukup karena masih banyak sekali kebutuhan yang harus dipenuhi segera."Kita masih kewalahan soal air bersih dan tabung gas elpiji. Dalam beberapa hari ke depan akan menyusul dan kita benahi lokasi-lokasi yang terdampak," katanya.Rudi, warga Medan yang menginisiasi pengiriman bantuan untuk korban banjir Aceh mengatakan pihaknya mengirim satu truk sembako seberat kurang lebih 30 ton. "Ada air minum, biskuit, mi instan, beras, telur, dan obat-obatan," kata Rudi.Rudi mengatakan dia dan temannya membuka posko penerima bantuan untuk korban banjir Aceh di Medan. Ketika bantuan terkumpul, mereka langsung menyalurkan ke Aceh.Permudah Masuk Bantuan AsingPemerintah pusat diminta untuk mempermudah proses perizinan masuknya bantuan dari internasional ke Aceh guna mempercepat penanganan darurat bencana banjir dan tanah longsor di sejumlah wilayah di Tanah Rencong.Juru Bicara Posko Tanggap Darurat Bencana Hidrometeorologi Aceh Murthalamuddin mengatakan kemudahan akses tersebut penting karena kondisi di lapangan sangat membutuhkan dukungan logistik.Dalam rangka penanggulangan bencana, kemudahan perizinan dari birokrasi sangat penting dipermudah agar bantuan dari luar negeri dapat segera diterima masyarakat Aceh."Kita berharap pemerintah pusat dapat memberikan kelonggaran agar akseptabilitas bantuan ke kawasan bencana bisa lebih cepat," kata Murthalamuddin dalam keterangannya, Kamis (4/12/2025).Dia menyampaikan saat ini beberapa wilayah terdampak bencana di Aceh masih sulit dijangkau akibat rusaknya jaringan jalan, jembatan, hingga komunikasi. Kendala komunikasi semakin diperparah oleh ketiadaan listrik. Meskipun tersedia akses internet melalui Starlink, perangkat tetap membutuhkan daya, dan ketika baterai habis, komunikasi kembali terputus. ***sumber :beritasatu