viralnasional.com - PALESTINA -- Milisi Houthi Yaman mengklaim berhasil menyerang tiga kapal Israel di Teluk Aden dan Samudera Hindia, sebagai respons atas invasi Zionis di Rafah.Pada Kamis (9/5), juru bicara Houthi Yahya Saree mengatakan pihaknya menyerang MSC Diego dan MSC Gina menggunakan rudal balistik dan pesawat tak berawak di Teluk Aden.Saree tidak memberikan detail terkait serangan tersebut, namun mengatakan serangan itu berhasil menargetkan kapal MSC Diego dan MSC Gina milik Israel di Teluk Aden.Sementara itu Amerika Serikat (AS) mengatakan dua serangan rudal terjadi pada Selasa (7/5). Mereka menyebut tidak ada kapal yang terkena serangan dan para kru kapal dalam keadaan selamat.Pusat Informasi Maritim Gabungan merupakan sebuah koalisi negara-negara yang menanggapi serangan Houthi terhadap pelayaran di Timur Tengah.Mereka mengatakan kapal-kapal yang diserang Houthi tersebut "kemungkinan besar menjadi sasaran karena dianggap berafiliasi dengan Israel".Kedua kapal yang baru-baru ini terkena serangan adalah kapal kontainer berbendera Panama yang beroperasi untuk sebuah perusahaan yang berbasis di Jenewa.Pada awal Mei, Saree telah memperingatkan bahwa kelompoknya akan menyerang kapal-kapal yang menuju ke pelabuhan Israel di wilayah mana pun yang dapat mereka jangkau.Pada Kamis (9/5), pemimpin Houthi Abdul Malik al-Houthi mengatakan bahwa pihaknya akan menargetkan kapal-kapal dari perusahaan mana pun yang terkait dengan pemasokan atau pengangkutan barang ke Israel, ke mana pun tujuannya.Ia mengatakan ini adalah eskalasi tahap keempat sebagai pembalasan atas agresi Israel ke Rafah di Jalur Gaza selatan."Mulai sekarang, kami juga memikirkan tahap kelima dan tahap keenam, dan kami memiliki pilihan yang sangat penting, sensitif, dan berpengaruh pada musuh," katanya, dikutip dari Al Jazeera.Houthi telah meluncurkan serangan drone dan rudal berulang kali terhadap kapal-kapal di jalur pelayaran penting di Laut Merah, selat Bab al-Mandab, dan Teluk Aden sejak November. Langkah ini mereka sebut sebagai kampanye solidaritas untuk Palestina dan menentang perang Israel di Gaza.Hal ini telah memaksa perusahaan-perusahaan pelayaran untuk mengalihkan rute kapal ke perjalanan yang lebih panjang dan lebih mahal lewat perairan sekitar Afrika Selatan.*** (lom/CNNI/dna)