viralnasional.com -- Anggota DPR RI Dapil Aceh, Nasir Djamil, menanggapi terkait berkibarnya bendera putih di sejumlah wilayah di Aceh pasca bencana banjir bandang. Bendara itu diketahui dipasang di pinggir jalan oleh warga setempat. Menurutnya, bendera putih yang berkibar di sepanjang jalan di Aceh merupakan simbol putus asa warga Aceh dalam mengatasi dampak bencana. "Masifnya kain putih yang ditancapkan di jalanan dan disangkutkan di jembatan adalah bentuk ketidaksanggupan warga untuk menanggulangi dampak bencana," kata Nasir saat dihubungi tvOnenews, Selasa (16/12/2025). Di sisi lain, politisi PKS itu menyebut bendera putih juga diartikan sebagai pesan kepada pemerintah pusat agar segera memberikan status sebagai bencana nasional. "Kain putih itu simbol kemanusiaan dan penolakan terhadap lambannya pemerintah pusat membantu warga yang terdampak bencana," jelas Nasir. Ada Pesan Khusus untuk Presiden Prabowo Cara Menghilangkan Papiloma secara Alamiah (3 Hari) Cara Menghilangkan Papiloma secara Alamiah (3 Hari) Nasir menuturkan warga Aceh saat ini sudah sangat menderita akibat kawasan permukimannga masih belum dibersihkan hingga sekarang. "Mereka selama ini membersihkan rumah-rumahnya dengan menggunakan peralatan seadanya, sehingga upaya membersihkan lumpur yang ditinggal oleh air banjir menjadi sangat lambat penanganannya," ungkapnya. Atas hal itu, Nasir menilai bendera putih itu sebagai bentuk dukungan kepada pemerintah pusat agar penanganan pasca bencana berjalan lebih cepat.Di kampung-kampung, di depan rumah, di jalan nasional, pos-pos darurat, hingga di titik-titik pengungsian, bendera putih berkibar sebagai sinyal keras bahwa masyarakat Serambi Mekkah sudah tidak sanggup lagi menghadapi situasi bencana banjir bandang yang terus memburuk.Bahkan sejumlah kantor pemerintahan daerah ikut mengibarkan bendera serupa sebagai tanda protes terhadap lambannya penanganan bencana di bumi Aceh.Warga menyebut situasi ini sudah di luar kendali. Banjir dan longsor merusak ribuan rumah, membuat perekonomian lumpuh, dan memakan begitu banyak korban jiwa. Mereka yang selamat kini berhadapan dengan kelaparan, minimnya logistik, serta ketidakpastian kapan bantuan memadai akan tiba. Di Aceh Timur, gelombang bendera putih mengisi jalanan hingga ke Kabupaten Aceh Tamiang, menandai wilayah-wilayah yang tak lagi mampu bertahan hanya dengan sumber daya lokal."Banyak warga dan relawan memasang bendera putih karena tidak tahan dengan situasinya yang sudah sangat parah," kata Rahmiana, warga Banda Aceh yang tengah menjalankan misi kemanusiaan di Bireun kepada Republika, Senin (15/12). "Masyarakat menyerah dan butuh bantuan. Kami tidak sanggup lagi," ujar Bahtiar, warga Alue Nibong, Peureulak, Kabupaten Aceh Timur, kepada Kompas, Minggu (14/12).Bahtiar menjelaskan bahwa sudah tiga pekan sejak banjir melanda, tetapi bantuan yang datang masih sangat minim. Warga akhirnya membuka dapur umum mandiri, saling berbagi seadanya, dan tetap menghadapi kenyataan pahit bahwa bahan makanan semakin menipis. Banyak yang mulai kelaparan. *** (saa/tim/muu)